Hasrat Nikmat Di Sekolah
Part #8
uarkan kunci yang sedari tadi dia simpan di dalam dompetnya.
”Ohh, ibu megang kuncinya? ” tanya Gw.
”Iya. Satu dipegang Bang Sani. Satu lagi saya. Nih satu lagi kamu yang pegang kalau mau pake. ” kata Bu Lena sambil menyerahkan kunci kamar Bang Sani.
*jgrekk
Terbukalah pintu kamar Bang Sani yang sekarang di dalamnya terdapat kasur dan lemari yang baru serta karpet yang melapisi lantai dan dindingnya yang semakin membuat kamar Bang Sani terlihat mewah.
”Wah, ternyata ini markas kalian. ” ucap Kak Sinta.
”Kamu mau coba main disini, Sin? ” tanya Bu Lena ke Kak Sinta.
”Ya mau laaa. ”
”Tapi antri yaa. Hahaha. ”
”Ihh, jahat. Mentang-mentang saya yang paling muda harus ngalah sama yang tuaan. ”
”Iya doong, kan kamu masih muda, masih kenceng, jadi Jaka masih suka. Saya kan udah kendor jadi kalo kamu enggak ngalah nanti Jaka maunya sama kamu terus. ”
”Yehh, kata siapa. Orang saya suka sama tipe yang begini. ” ucap Gw sambil meremas-remas toket Bu Lena.
Bu Lena pun tersenyum lalu menggigit bibir bawahnya sambil memejamkan mata.
”Apalagi yang ini. ” sambung Gw sambil menggesek-gesek memek Bu Lena dari celana luarnya dengan tangan kanan Gw. Bu Lena pun semakin bernafsu lalu meremas-remas toketnya sendiri.
Gw menarik Kak Sinta ke hadapan Gw lalu memanggut bibir manisnya. Tangan kiri Gw pun masuk ke dalam pakaian Kak Sinta lalu mengusap-usap punggung halus Kak Sinta.
*Ahhhh aachhh
*Mmpphhh
Racau Bu Lena dan Kak Sinta yang sedang menikmati tangan dan bibir Gw.
”Jak. ” kata Kak Sinta menyudahi ciuman kami.
”Kita mesti nganter berkas. ” lanjutnya.
”Ohh iya. Lupa. ” kata Gw menyudahi ulah gw di memek Bu Lena.
”Udah dulu ya, Bu. Ada tugas nih. ” ucap Kak Sinta.
”Iya, iya. Saya juga lupa ini, takut nanti ada yang ngeliat kita disini lagi begini. ”
”Yaudah, Bu. Saya pergi dulu ya. ” kata Gw sambil keluar kamar Bang Sani berbarengan dengan Kak Sinta.
”Iya, Jak, Sin. ”
Setelah itu kami berjalan menuju halaman sekolah. Tak lupa Gw menemui Bang Sani untuk meminjam helmnya dan juga untuk izin sewaktu-waktu ingin menggunakan kamarnya.
Di perjalanan, Kak Sinta hanya terdiam memandangi jalanan sambil menggenggam berkas yang dibawanya dari sekolah tadi. Dia bilang nanti hanya menyerahkan berkas lalu meminta tanda tangan dokumen, tetapi bisa saja mengantri.
”Tunggu sini ya, Jak. Aku ke dalam dulu. ”
”Iya, Kak. Aku ngerokok di luar ya. WA aja kalo udah selesai. ”
Kak Sinta menyuruh Gw untuk menunggu dia mengumpulkan berkas. Karena Gw takut bosan, Gw menunggu di deretan pedagang sambil membakar rokok untuk menghindari penat.
*drtt drttt
Ada notifikasi WA dari Bu Nisa
Bu Nisa :
”Enak ya main di luar sama Sinta sedangkan saya lagi repot ngajar anak-anak. ”
Jaka :
”Cuma nganterin Kak Sinta nganter berkas buuu. ”
”Cemburuan aja ih jadi orang. ”
Bu Nisa :
”Alesan, coba foto. ”
Jaka :
(Foto)
”Tuh, saya aja lagi nunggu sendirian ini di depan kantornya. ”
Bu Nisa :
”Kasian ih panas-panasan. ”
”Enakan saya, adem bisa rebahan. ”
(Foto)
Shit. Bu Nisa mengirimkan foto dia sedang rebahan di kamar Bang Sani dengan memamerkan toketnya dibalik pakaian dan behanya.
Jaka :
”Ihh buu. Jangan bikin saya pengen nyusu dehh. ”
Bu Nisa :
(Foto)
”Masa cuma nyusu doang. Sarangnya enggak? ”
Gilaaa. Sekarang dia mengirim foto memeknya yang ditumbuhi jembut halus itu.
Jaka :
”Bu, stop it ”
Bu Nisa :
”Biarin, biar kamu kangen terus pengen masukin burungnya ke sarang. ”
Jaka :
”Kan kemarin sore udah, Bu. ”
Bu Nisa :
”Kuraangg. Pengen seharian sama kamu tuh, Jakk. ”
”Jak. ” panggil Kak Sinta mengagetkan Gw.
”Ehh, kak. Kenapa? Ada kesalahan? ” tanya Gw.
”Enggak. Udah selesai ini, enggak ngantri di dalem tadi. ”
”Ohh, terus kita pulang? ”
”Okee, yuk pulang. ”
Di perjalanan pulang, Gw selalu kepikiran tentang foto Bu Nisa tadi. Celana Gw pun terasa sempit dikarenakan kontol Gw yang ngaceng maksimal. Seakan-akan, burung yang sudah terbang bebas merasa ingin kembali ke sarang pertamanya. Gelagat Gw selama di motor pun gak karuan, takut Kak Sinta menyadari bahwa ada yang tegak tapi bukan keadilan.
”Lewat kiri, Jak. ” perintah Kak Sinta.
Sejenak Gw bingung, karena yang biasanya jalan menuju sekolah itu lewat kanan tetapi kali ini Kak Sinta mengarahkan untuk lewat jalur arah kiri.
”Ini jalan pintas ya? ” tanya Gw.
”Iya, jalan cepetnya lewat sini. ” jawabnya.
”Nanti belok kanan, Jak. ” lanjutnya. Gw pun mengikuti arah yang disebutkan Kak Sinta.
”Itu ada minimarket, berenti dulu Jak. ” perintahnya.
Setelah Gw menghentikan motor Gw di depan mini market, dia pun turun lalu masuk ke dalamnya. Tidak sampai 5 menit dia sudah keluar dan menghampiri Gw lalu naik ke atas motor Gw.
”Nanti ada toko roti belok kanan ya, Jak. ” ucapnya.
Seketika Gw melajukan motor ke arah yang dia suruh, tetapi kecurigaan Gw tentang jalan pintas menuju sekolah semakin besar ketika dia mengarahkan Gw untuk masuk ke dalam gang sepi.
”Itu, Jak. Gerbang hitam. Berenti di situ ya. ”
Wah, kenapa nih? Ini tempat apa? Rumahnya kah? Gede banget tapi terlihat sepi.
”Assalamualaikum, ucapnya saat memasuki gerbang. ”
”Lah, Sin. Udah pulang? ” terdengar suara dari dalam rumah yang terdengar seperti suara wanita seumuran Kak Sinta.
”Kerja kok, abis nganter berkas. Ini lagi bawa temen mau aku ajak mampir. ” jawab Kak Sinta.
”Hah? Mana? ” jawab wanita itu sambil mengintip ke luar pintu. Lalu dihampirilah Gw sambil dia menebarkan senyum.
”Haii, pacarnya Sinta ya? Salam kenal, Gw Dita, temen kontrakannya Sinta. ” ucapnya sambil mengadahkan tangan yang seketika Gw jabat tangan mulusnya itu.
Sedikit pertanyaan dalam benak Gw terjawab.
”Bukan, saya temen kerjanya. Jaka. ” jawab Gw.
”Ohh, Jaka. Ayo masuk. ”
Gw pun memarkirkan motor Gw di garasi berjejer dengan 2 motor lain yang terlihat seperti motor wanita.
”Masuk, Jak. Di dalem aja yah, kalo di ruang tamu nanti kamu digodain Dita. Hihihi. ”
”Salah sendiri, abis bawa cowok ganteng kesini. Hahaha. ” ucap Dita.
Gw diajak ke dalam rumah itu. Berjejer pernak-pernik khas wanita yang sangat rapih. Lalu gw diajak untuk menaiki tangga ke atas menuju ke kamarnya Sinta.
”Sini, Jak. Masuk. Rapih gak kamar aku? ” tanya Kak Sinta sambil menyalakan lampu.
”Dibanding kamar saya sih, ya jelas rapihan kamar kamu, Kak. ” jawab Gw.
Kak Sinta menyalakan AC nya lalu merapihkan beberapa barang yang masih tercecer.
”Aku bingung mau kemana lagi. Mau ke sekolah males ada Pak Hendra. Kerjaan aku juga udah selesai. Kesini aja dehh. ”
”Ini tuh kosan kak? ”
”Bukan. Ini aku ngontrak sama temen-temen berempat. Jadi bayar bulanannya patungan gitu. ” jawabnya sambil merebahkan tubuhnya di kasur lalu mengecek hp nya.
”Yang tinggal bareng di sini pada kerja atau kuliah kak? ”
”Ada yang kerja, ada yang kuliah. ”
”Bentar ya, Jak. ” ucapnya lalu menuju ke toilet dalam kamarnya.
Gw hanya melihat-lihat pernah pernik yang ada di dalam kamarnya. Mata gw tertuju ke jejeran Funko Pop yang ditata sebegitu rapihnya di atas mejanya.
”Suka koleksi Funko, Kak? ” tanya Gw setelah dia keluar dari toilet.
”Enggak koleksi juga sih. Cuma suka aja, jadinya beli beberapa yang berkarakter doang. Kalo beli semuanya mah, mahall. ” jawabnya sambil menuju kasur lalu duduk di pinggir kasur.
”Iya sih, ini pada keren-keren Funko nya. Tapi banyak yang enggak saya tau. ” ucap Gw sambil ikut duduk di pinggir kasur.
”Ahh, masa enggak tau. Pasti ada yang kamu tau lah, Jak. ”
”Itu Joker yang The Dark Knight kan? Terus itu Pennywise. Itu Pikachu, ihh gemoy. Nah itu apa Kak yang mukanya diitemin? ”
”Yang mana? ”
”Itu yang megang gitar, lidahnya melet terus bawa obor. ”
”Ohh, itu band. ”
”Band apa, Kak? ”
”Namanya Kiss. ”
”Band apa, Kak? ” tanya Gw sambil melihat ke arah Kak Sinta.
”Kiss. ” jawabnya sambil memindahkan arah fokus matanya semula dari Funko Pop ke arah Gw.
Kami bertatapan lumayan lama lalu seketika Kak Sinta menutup matanya yang merupakan kode untuk Gw menikmati bibir manisnya itu.
*Mmmphhh
Desahnya dikala Gw memainkan bibirnya dengan bibir Gw.
Bersambung
You'll Also Like
-
Reincarnation into the Barrier Master
Chapter 119 June 3, 2023 -
Kingdom’s Bloodline
Chapter 592 June 3, 2023 -
I Have Awakened, but Mosquitoes Are My Enemies
Chapter 9 June 2, 2023 -
There Is No Place For Fakes
Chapter 65 May 31, 2023 -
I Will Surrender My Position as the Empress
Chapter 37 May 31, 2023 -
Please Support Revenge
Chapter 37 May 31, 2023 -
It is my Destiny to be the Savior of the Protagonist
Chapter 29 May 31, 2023 -
I’m Also Waiting for the Male Protagonist to Usurp the Throne Today
Chapter 53 May 30, 2023 -
The Beloved Daughter of the Crime Family, Even After Reincarnation Became the Young Lady of a Gangster Family in an Otome Game
Chapter 76 May 30, 2023 -
The Revenge of the Soul Eater
Chapter 113 May 26, 2023 -
Third Comb
Chapter 12 May 26, 2023 -
The Dark Magician Transmigrates After 66666 Years
Chapter 297 May 25, 2023